Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 322551

Email

pba@iainmadura.ac.id

“Bahasa Arab Menjaga Rantai Interkoneksi Peradaban Dunia”

  • Diposting Oleh Admin Web PBA
  • Kamis, 18 Desember 2025
  • Dilihat 14 Kali
Bagikan ke

 

 

Pendahuluan

Tanggal 18 Desember diperingati sebagai Hari Bahasa Arab Sedunia. Momentum ini bukan sekadar perayaan linguistik, melainkan refleksi mendalam atas peran bahasa Arab dalam menjaga, membangun, dan merekonstruksi interkoneksi peradaban dunia. Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi umat Islam, melainkan juga medium epistemologis yang menghubungkan filsafat, sains, dan teknologi lintas zaman.

Bahasa Arab telah menjadi jembatan yang menghubungkan peradaban Yunani klasik dengan dunia Islam, dan kemudian diteruskan ke Barat. Tanpa peran bahasa Arab, filsafat Yunani mungkin hanya akan menjadi catatan sejarah yang terkubur. Namun, berkat tangan-tangan para penerjemah Muslim pada masa kejayaan Abbasiyah, filsafat itu hidup kembali, direkonstruksi, dan melahirkan sains yang menjadi fondasi teknologi modern.

Bahasa Arab Sebagai Media Interkoneksi Peradaban

Bahasa adalah sarana komunikasi, tetapi bahasa Arab melampaui fungsi itu. Ia menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Pada masa Abbasiyah, terutama di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Ma’mun, berdirilah Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan) di Baghdad. Di sinilah para sarjana Muslim menerjemahkan karya-karya filsafat dan sains Yunani ke dalam bahasa Arab.

Filsafat Aristoteles, Plato, dan Galen diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ilmu kedokteran, astronomi, matematika, dan logika dikaji ulang dengan perspektif Islam. Bahasa Arab menjadi medium yang menyatukan berbagai tradisi intelektual: Yunani, Persia, India, dan kemudian Islam.

Sementara itu, Eropa pada masa itu masih berada dalam The Dark Age. Gereja menguasai pengetahuan, dan filsafat Yunani dianggap berbahaya. Namun, berkat bahasa Arab, pengetahuan itu tidak hilang. Ia justru berkembang, diperkaya, dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin pada abad pertengahan.

Abbasiyah dan Tradisi Penerjemahan

Penerjemahan bukan sekadar alih bahasa, melainkan alih peradaban. Para penerjemah Muslim tidak hanya menyalin kata demi kata, tetapi juga melakukan interpretasi, komentar, dan pengembangan.

Hunayn ibn Ishaq menerjemahkan karya-karya kedokteran Galen. Al-Kindi mengembangkan filsafat Yunani dengan nuansa Islam. Al-Farabi menafsirkan Aristoteles dan Plato, lalu menghubungkannya dengan konsep politik Islam. Ibnu Sina (Avicenna) menulis Al-Qanun fi al-Tibb, yang menjadi rujukan kedokteran di Eropa selama berabad-abad. Ibnu Rusyd (Averroes) menulis komentar atas karya Aristoteles, yang kemudian memengaruhi filsafat skolastik di Eropa.

Semua karya ini ditulis dalam bahasa Arab. Artinya, bahasa Arab menjadi wadah epistemologi yang menjaga kesinambungan pengetahuan dari Yunani ke Islam, lalu ke Barat.

Bahasa Arab dan Epistemologi Filsafat

Sains lahir dari filsafat. Filsafat adalah ibu dari segala ilmu. Namun, filsafat hanya bisa bertahan jika ada bahasa yang mampu menampung, menafsirkan, dan menyebarkannya. Bahasa Arab memainkan peran itu.

Epistemologi filsafat Yunani direkonstruksi dalam bahasa Arab. Bahasa Arab menyediakan istilah-istilah baru untuk konsep-konsep abstrak. Melalui bahasa Arab, filsafat tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi sains.

Contoh nyata adalah dalam bidang matematika. Kata “algebra” berasal dari bahasa Arab al-jabr. Kata “algorithm” berasal dari nama ilmuwan Muslim, Al-Khawarizmi. Tanpa bahasa Arab, istilah-istilah ini tidak akan pernah ada.

Kontribusi Bahasa Arab terhadap Sains dan Teknologi

Kemajuan teknologi modern lahir dari sains. Sains lahir dari filsafat. Dan filsafat bertahan karena bahasa Arab. Dengan demikian, bahasa Arab adalah rahim peradaban modern.

Beberapa kontribusi nyata itu berupa: Astronomi: Al-Battani dan Al-Zarqali mengembangkan teori pergerakan planet. Kedokteran: Ibnu Sina dan Al-Razi menulis ensiklopedia kedokteran. Matematika: Al-Khawarizmi menciptakan sistem angka dan algoritma. Kimia: Jabir ibn Hayyan dianggap sebagai bapak kimia.

Semua karya ini ditulis dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan ke Latin. Tanpa bahasa Arab, Eropa tidak akan memiliki fondasi untuk Renaissance.

Bahasa Arab dan Renaissance Eropa

Renaissance di Eropa tidak lahir dari ruang kosong. Ia lahir dari interaksi dengan dunia Islam. Universitas-universitas di Spanyol, Italia, dan Prancis mempelajari karya-karya Arab. Di Toledo, Spanyol, karya-karya Arab diterjemahkan ke Latin. Thomas Aquinas membaca komentar Ibnu Rusyd atas Aristoteles. Kedokteran Eropa bertumpu pada Al-Qanun fi al-Tibb karya Ibnu Sina.

Dengan kata lain, Renaissance adalah anak kandung peradaban Arab-Islam. Bahasa Arab adalah jembatan yang menghubungkan Yunani dengan Eropa.

Refleksi Hari Bahasa Arab Sedunia

Hari Bahasa Arab Sedunia adalah momentum untuk mengingat kembali peran besar bahasa Arab dalam sejarah peradaban. Dunia modern dengan segala teknologi canggihnya harus berterima kasih kepada bahasa Arab.

Tanpa bahasa Arab, filsafat Yunani mungkin hilang. Tanpa bahasa Arab, sains tidak akan berkembang. Tanpa bahasa Arab, teknologi modern tidak akan lahir.

Bahasa Arab bukan hanya bahasa agama, tetapi juga bahasa ilmu pengetahuan. Ia adalah bahasa yang menjaga interkoneksi peradaban dunia.

Bahasa Arab di Era Modern

Pertanyaannya: bagaimana posisi bahasa Arab di era modern? Dunia kini dikuasai oleh bahasa Inggris sebagai lingua franca. Namun, bahasa Arab tetap memiliki peran penting, di antaranya: Bahasa Arab adalah bahasa resmi PBB. Bahasa Arab digunakan oleh lebih dari 400 juta orang. Bahasa Arab tetap menjadi bahasa ilmu pengetahuan Islam.

Tantangan kita adalah bagaimana menghidupkan kembali tradisi ilmiah dalam bahasa Arab. Jika pada masa Abbasiyah bahasa Arab menjadi bahasa sains, mengapa sekarang tidak?

Kesimpulan

Bahasa Arab telah menjaga interkoneksi peradaban dunia. Ia menjadi jembatan antara Yunani, Islam, dan Barat. Tanpa bahasa Arab, filsafat tidak akan bertahan, sains tidak akan lahir, dan teknologi modern tidak akan berkembang.

Pada Hari Bahasa Arab Sedunia ini, dunia harus berterima kasih kepada bahasa Arab. Karena sejatinya, kemajuan teknologi lahir dari rahim ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan lahir dari filsafat. Filsafat bertahan karena direkonstruksi oleh bahasa Arab melalui tangan-tangan pemikir Muslim.

Bahasa Arab bukan hanya bahasa komunikasi, tetapi bahasa peradaban. Ia adalah bahasa yang menjaga interkoneksi dunia. (Nuha)

 

                                                                                                     Sumber: Kabarmadura.id